Musim Hujan dan Musim Kemarau di Indonesia

By On Tuesday, May 5th, 2015 Categories : Geografi, Kelas 10, Kelas 11

Kekeringan di Musim Hujan dan Banjir di Musim Kemarau

Musim Hujan dan Musim Kemarau di Indonesia

Musim Hujan

Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).

Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan. Pergerakan Matahari mengubah peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera. Pada gilirannya perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara. Biasanya musim hujan terjadi pada bagian bumi yang tengah mengalami posisi zenith peredaran semu Matahari.

Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang  bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini  banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan. Di kota-kota besar dan di daerah-daerah yang hutannya gundul musim hujan sering mendatangkan bencana kebanjiran. Bencana ini menimbulkan dampak seperti banyak rumah  penduduk terendam , bahkan tidak sedikit kehilangan harta dan nyawa penduduk yeng terkena musibah tersebut. Kondisi pemukiman penduduk yang terendah banjir

Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian  berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba). Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan. Pergerakan Matahari mengubah  peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera. Pada gilirannya perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara. Biasanya musim hujan terjadi pada bagian bumi yang tengah mengalami posisi zenith  peredaran semu Matahari.

Musim Kemarau

Musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan mengalami musim ini.

Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam wilayah dwimusim. Musim Kemarau panjang adalah Musim Kemarau yang sangat panas dengan jangka waktu yang panjang.

Gejala ENSO dikenal dapat memperpanjang durasi musim ini sehingga mengakibatkan kekeringan berkepanjangan.

Musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm  per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan mengalami musim ini. Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam wilayah dwimusim. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi,  baik di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi. Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.

Ciri ciri musim hujan, ciri-ciri musim hujan, ciri musim hujan, ciri ciri musim hujan dan kemarau, ciri ciri cuaca hujan, ciri ciri musim kemarau dan hujan, ciri musim hujan dan kemarau, makalah tentang musim, ciri ciri musim kemarau dan musim hujan, ciri-ciri musim kemarau dan musim hujan, ciri-ciri musim hujan dan kemarau, ciri ciri musim kemarau, ciri ciri musim, ciri-ciri cuaca hujan, 3 ciri ciri musim hujan, 3 ciri musim hujan, ciri ciri kondisi musim di indonesia, ciri ciri musim hujan dan musim kemarau, ciri - ciri musim hujan, sebutkan 3 ciri musim hujan, ciri musin hujan, ciri3 musim hujan, ciri-ciri terjadinya musim hujan, Ciri musimhjn, ciri ciri musim huja
Musim Hujan dan Musim Kemarau di Indonesia | admin | 4.5